Pesan Penting Rektor Ahgaff di AlBahjah

Pesan Inspiratif Abuya Prof DR. Abuya Abdullah Baharun pada Multaqo ke 6 di Pondok Buya Yahya

Infogres. Cirebon 20 Juli 2025, Sebuah seruan persatuan dan penguatan iman menggema dalam acara pembukaan Multaqo ke-6 Al Ahgaf dan Muntasibin di Pondok Pesantren Al Bahjah, Sumber Cirebon. Dalam momen penuh berkah ini, Mauidhoh yang disampaikan oleh Abuya Al Habib Abdullah Baa Haruun menjadi sorotan utama, menyatukan hati-hati yang hadir dalam naungan mahabbah karena Allah.
Beliau menekankan betapa pentingnya pertemuan ini, yang mempertemukan orang tua dengan anak-anaknya, serta saudara dengan sesamanya, semua dalam ikatan cinta ilahiah. "Semoga Allah menjaga niat baik ini dan menjadikan pertemuan kita sebagai amal ibadah yang diterima di hadapan-Nya," doa Abuya Al Habib Abdullah Baa Haruun, mengingatkan pada hadis yang menuturkan tentang pertemuan yang dengannya Allah menutupi aib seorang saudara karena cinta yang tulus.
Membentengi Ukhuwah di Tengah Tantangan Zaman
Multaqo ini diharapkan dapat membuka pintu penerimaan bagi kita semua, mengikat erat hati-hati yang hadir. Lebih dari itu, pertemuan ini menjadi wadah bagi berbagai organisasi masyarakat, pesantren, dan instansi untuk bersinergi, saling memberikan manfaat, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Abuya Al Habib Abdullah Baa Haruun dengan tegas menyoroti upaya musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya berusaha memecah belah persatuan dan persaudaraan, sebagaimana yang kita saksikan di Palestina saat ini. Beliau menyayangkan seakan-akan menurunnya perhatian sesama muslim untuk membantu saudara-saudara mereka di belahan dunia lain.
"Anda sekalian, sebagai insan-insan yang memiliki kebijakan di lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, pesantren-pesantren, dan lembaga kemasyarakatan lainnya, seyogianya bersatu melalui media yang ada. Jangan sampai media justru menjadi sarana propaganda untuk memecah belah kita," tegasnya, menggugah kesadaran hadirin.
Meneguhkan Tauhid di Era Modernisasi
Beliau juga mengingatkan pentingnya memperkuat asas agama dalam tauhid kepada Allah SWT. Modernisasi yang digembar-gemborkan oleh musuh-musuh Islam, menurut beliau, bertujuan untuk memecah belah dan menjauhkan umat dari esensi tauhid ini. "Islam akan tetap eksis selama kita menjaga keimanan kita kepada Allah SWT," ujarnya penuh keyakinan.
Musuh-musuh Islam, lanjutnya, ingin mengubah pola pikir kita sebagai muslim agar melepaskan pegangan teguh pada keimanan kepada Allah. Teknologi modern seperti kecerdasan buatan (AI), yang mereka tawarkan, dikhawatirkan akan semakin menjauhkan kita dari jalur keilmuan dan keimanan yang telah diajarkan oleh para guru kita.
Mempersiapkan Generasi Tangguh di Era Digital
Menyikapi tantangan ini, Abuya Al Habib Abdullah BaHaruun menyerukan agar kita mempersiapkan diri dengan mempertahankan asas-asas ilmiah. Ini mencakup pendalaman ilmu tafsir dengan segala macamnya, serta ilmu hadis dengan segala cabangnya, yang semuanya dapat dipelajari dari guru-guru kita dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai sarana.
"Kita juga harus berusaha tetap mempelajari dan mengajarkan pemahaman bahasa sebagai modal untuk memahami naskah-naskah dari turats (warisan) ulama salaf kita," pesannya. Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya memperdalam ilmu perbandingan mazhab agar dapat menghindarkan masyarakat dari 'gurauan ilmiah' yang bersumber dari fatwa-fatwa AI dan kecerdasan buatan lainnya. Hal ini dikhawatirkan akan melemahkan kemampuan kita untuk berpikir mandiri, menjadikan kita generasi yang lemah dan hanya bergantung pada teknologi, padahal Allah telah menganugerahkan potensi luar biasa dalam diri kita.
"Maka, kita harus mengajarkan kecerdasan individu sesuai materi ajar yang mereka butuhkan, tidak hanya mengambil dan bergantung pada kecerdasan buatan," tegasnya.
Membangun Pendidikan yang Inspiratif dan Adaptif
Di akhir Mauidhoh, Abuya Al Habib Abdullah Baa Haruun mengajak hadirin untuk merenungkan apa yang harus disiapkan di pondok-pondok pesantren, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga, atau majelis-majelis taklim. Beliau menyerukan agar kita menyikapi segala perubahan zaman ini dengan bijaksana.
Sebagai contoh, ia menyarankan agar pembelajaran di lembaga pendidikan kita tidak hanya berupa pemberian materi, tetapi juga pelatihan, dan yang terpenting, mengaktifkan daya pikir para peserta didik dengan memberikan kesempatan terjadinya dialog interaktif dalam proses pembelajaran.
"Maka seyogianya bagi HIMMAH (Himpunan Mahasiswa Al Ahgaf) untuk bisa menyatukan dan mensinergikan potensi-potensi Ahgafiyyin dan Ahgafiyyat dalam merealisasikan asas pembelajaran ini, serta memperkuat ukhuwah di antara kita untuk bisa mengonter orang-orang yang menebarkan kebencian di antara kita," pungkasnya, mengakhiri Mauidhoh dengan doa yang tulus, "Semoga Allah selalu menjaga ukhuwah di antara kita semua. [Jimmy-Infogresik]

Lebih baru Lebih lama