Merespon Darurat Moral Anak Bangsa: Kemenag Gresik Gelar "Kurikulum Berbasis Cinta" untuk Selamatkan Generasi Digital
InfoGres - Alarm darurat telah berbunyi. Di tengah hiruk pikuk era digital yang serba cepat, masyarakat Indonesia, khususnya di Gresik, dikejutkan oleh gelombang viral yang menunjukkan fenomena serius: kemerosotan akhlak dan karakter anak-anak bangsa. Menanggapi tantangan kritis ini, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik mengambil langkah yang bukan hanya cepat, tetapi juga mendalam dan menyentuh hati.
Mereka meluncurkan sebuah inisiatif revolusioner yang disebut "Kurikulum Berbasis Cinta" (KBC).
Gerak Cepat Kemenag: 348 Guru Jadi Garda Terdepan
Dalam sebuah mobilisasi besar-besaran yang mencerminkan keseriusan masalah ini, Kemenag Gresik mengumpulkan 348 guru madrasah pilihan dari lima kecamatan di wilayahnya. Para pendidik yang merupakan ujung tombak pembentukan karakter siswa ini 'turun gunung' untuk mengikuti Workshop Pelatihan Implementasi KBC selama tiga hari penuh, dari tanggal 27 hingga 29 November 2025, yang bertempat di Hall Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun,
Plt. Kepala Kemenag Gresik, Moh Ali Faiq, dengan tegas menyampaikan amanat yang terasa berat di pundak para guru. "Tugas Anda saat ini sangat berat, terutama karena fenomena yang viral beberapa saat ini telah menunjukkan adanya kemerosotan akhlak anak," ujar beliau, memberikan penekanan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta ini bukanlah sekadar proyek formalitas, melainkan respon serius dan wajib untuk membentengi tantangan moral di tengah gempuran teknologi.
KBC: Lebih dari Sekadar Nilai, Ini Adalah Deep Learning Berbasis Kasih Sayang
Lantas, apa itu Kurikulum Berbasis Cinta?
KBC dirancang bukan hanya untuk mengejar angka rapor yang tinggi, tetapi untuk menanamkan pondasi karakter yang kuat dan luhur melalui pendekatan kasih sayang. Filosofi inti kurikulum ini mengajarkan konsep Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) dan cara merumuskan Perencanaan Pembelajaran Mendalam (PPM).
Dalam PPM versi KBC, fokus pembelajaran bergeser dari sekadar transmisi ilmu pengetahuan, menjadi fokus pada:
Penguatan Karakter: Penanaman nilai-nilai luhur, etika, dan moralitas.
Keterlibatan Emosional: Mengajar dengan hati, menciptakan lingkungan kelas yang aman, suportif, dan penuh kasih sayang.
Kasih Sayang sebagai Metode: Memperlakukan siswa sebagai individu yang utuh, bukan hanya sebagai objek ajar.
Para guru dilatih untuk membuat modul ajar KBC secara mandiri, memastikan bahwa implementasinya tidak hanya teoretis, tetapi real, kontekstual, dan terukur di setiap mata pelajaran.
Menjadikan Sekolah Sebagai Episentrum Gerakan Moral Positif
Inisiatif KBC ini membawa harapan besar bahwa dampaknya tidak akan berhenti di gerbang sekolah. Kemenag berharap, "kurikulum cinta" ini akan menyebar menjadi gerakan moral positif yang masif di lingkungan masyarakat Gresik. Ketika guru mengajar dengan hati, maka siswa akan merespon dengan karakter yang baik, dan pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi dinamika sosial di lingkungan tempat tinggal mereka.
Ini adalah sebuah investasi jangka panjang, sebuah upaya kolektif untuk memastikan bahwa generasi penerus bangsa tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga kokoh secara moral.
Mari kita dukung penuh dedikasi luar biasa para guru madrasah Kemenag Gresik yang kini berjuang di garis depan, membentuk karakter adik-adik kita dengan senjata yang paling ampuh: Cinta dan Kasih Sayang [IG]
