Pentingnya Literasi Digital Dibahas Tuntas, Hadirkan Pakar untuk Waspada Penipuan dan Kekerasan Siber
Infogres, Gresik, 4 November 2025 – Isu tentang pergeseran sumber kebenaran dari ajaran hakiki ke "berita viral" media sosial menjadi alarm keras dalam acara Literasi Digital yang diprakarsai oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. Bertempat di Ruang Serbaguna MA Ihyaul Ulum Dukun, sebanyak 150 undangan yang terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan wali peserta didik, hadir memenuhi ruangan sejak pukul 14.00 WIB.
Acara bergengsi ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting yang menegaskan komitmen mereka terhadap keamanan digital masyarakat:
Bapak Putut Darmawan, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Provinsi Jawa Timur.
DR. Iwan Zunaih, Lc., M.M. (Gus Iwan), Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.
Perwakilan Kominfo Kabupaten Gresik.
Pembukaan acara dibuka dengan keynote speech yang menggugah oleh Gus Iwan. Beliau secara tajam menyoroti bagaimana media sosial kini memiliki kekuatan mutlak yang bahkan mengalahkan kebenaran hakiki. Contoh Kasus Nyata: Gus Iwan menceritakan kisah fenomenal Yai Mim dan Sahara, menunjukkan betapa ahli-nya seseorang dapat menguasai opini publik melalui medsos, meskipun pada akhirnya kebenaran terungkap.
Pesan Keras Gus Iwan: Beliau mengajak audiens untuk menjadikan media sosial sebagai ladang kebaikan. "Mari kita tinggalkan keburukan! Kurangi mengeluh di medsos. Kembali kepada Allah untuk solusi masalah. Semoga kita diselamatkan dari fitnah media sosial," tutupnya penuh harap.
Acara Literasi Digital ini mendatangkan 2 Nara Sumber:
Narasumber pertama, Bapak Zurron Arifin, Kepala Bidang Statistik dan Informasi Publik Dinas Kominfo Gresik, langsung membawa peserta menyelami akar masalah digital. Paparannya sangat komprehensif, mulai dari sejarah hoax sejak zaman Nabi Adam hingga kondisi digital terkini di Indonesia.
Zurron secara detail menjelaskan:
Seberapa Digital Kita?: Mengupas tuntas tingkat kompetisi digital dan indeks literasi penggunaan AI di kalangan masyarakat Indonesia. 4 Pilar Penting Literasi Digital yang wajib dimiliki setiap individu. Zurron juga menjelaskan secara detail Ancaman Nyata: Bahaya penipuan online, judol (judi online), pinjol (pinjaman online), hingga pentingnya Keamanan SIBER dan waspada terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online (KGBO).
di Akhir Paparan Zurron mengutip pesan mantan Menteri Kominfo, Bapak Ahmad Nuh: "Kebenaran tidak hanya berdasarkan pada fakta namun lebih banyak ditentukan melalui framing." Sebuah pengingat bahwa narasi lebih kuat
Narasumber kedua, DR. Ubaidillah, S.Ag., M.Pd. (Cak Ubed), yang juga menjabat sebagai Ketua STAI Ihyaul Ulum Dukun. Cak Ubed membahas "Sisi Gelap Teknologi" dan mitigasinya.
Realitas Maya Lebih Nyata: "Kita hidup di dunia maya yang lebih nyata dari dunia nyata itu sendiri," ujar Cak Ubed, menyoroti fakta bahwa hampir 80% penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial.
Gen Z dan Milenial dalam Bahaya: Beliau mengingatkan bahwa generasi milenial dan Gen Z adalah pengguna terbanyak. Ironisnya, mereka yang seharusnya paling banyak menerima edukasi justru yang paling rentan.
Seruan Akhir: Beliau menekankan perlunya pendampingan intensif bagi peserta didik dan anak-anak agar tidak menjadi korban Judol dan Pinjol, sebuah PR besar bagi pendidik dan wali murid.
Acara yang kaya akan wawasan dan peringatan ini ditutup dengan sesi Tanya Jawab yang dinamis, menunjukkan keseriusan peserta dalam menghadapi tantangan era digital.

