Menjauhlah dari Kebodohan Niscaya Engkau Akan Selamat
Saudaraku,
Jangan sekalipun mengikuti sesuatu yang tidak ada ilmunya. Allah Azza wa Jalla berfirman
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmunya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawaban."
(QS. Al ‘Israa: 36)
Saudaraku,
Berlindunglah dari Ilmu yang tidak bermanfaat dengan senantiasa berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، ومِنْ دُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَؤُلاَءِ الأَرْبَعِ
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak khusyu', doa yang tidak didengar, jiwa yang tidak pernah tenang dan ilmu yang tidak bermanfaat. Aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara ini."
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasaaie, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam _Shahih al-Jaami'_ no. 1297)
Saudaraku,
Ilmu yang bermanfaat harus dicari. Mempelajarinya termasuk kewajiban dalam Islam,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Menuntut ilmu itu adalah kewajiban setiap muslim.'
(HR. Ibnu Majah dan lain-lain, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu dalam _Shahihu at-Targhib wat Tarhib_ 1/17 no. 72, Shohiehul Jaami’ no. 3913)
Saudaraku,
Meski _zaman jahiliyah_ (zaman kebodohan) eranya sudah berakhir pasca diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam namun yang namanya kejahilan (kebodohan) tetap ada wujudnya sampai sekarang bahkan sampai hari kiamat kelak...
Para Ulama menyebutkan kejahilan itu ada dua macam yaitu _jahil basith_ dan _jahil murakkab._ Yang kedua lebih berat dari yang pertama...
_Jahil basith_ artinya kebodohan yang disadari pelakunya. Orang yang jahil dalam batas ini sadar bahwa dirinya tidak berilmu sehingga dia ingin belajar dan mau dibujuk kepada ilmu demi mengangkat kejahilan pada dirinya...
Adapun _jahil murakkab_ artinya kebodohan yang berlapis. Orang yang _jahil murakkab_ tidak menyadari dirinya jahil bahkan dia merasa tahu dan berilmu sehingga ketika diingatkan dengan ilmu kontan dia tampik dengan kejahilannya yang disangkanya sebagai ilmu, sedangkan ilmu yang sampai kepadanya dianggap sebagai kebodohan...
Maka kejahilan adalah musuh utama yang harus diperangi sebelum menghadapi musuh yang nyata. Satu-satunya cara melawan musuh dari dalam ini hanyalah dengan ilmu melalui proses belajar sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam...
Saudaraku,
Pelaku kejahilan utamanya _jahil murakkab_ statusnya sangat rawan karena bisa mencelakakan dirinya dan orang lain, membuat orang lari dari kebenaran, mengada-adakan amalan yang tidak ada petunjuknya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahkan mengumbar kesyirikan, kefasikan dan kekufuran...
Inilah yang dimaksud oleh Umar bin Abdil Aziz dalam pesannya yang masyhur,
من عمل بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح
"Barangsiapa yang beramal tanpa dasar ilmu maka kerusakan yang diperbuatnya lebih banyak dari apa yang ingin dia perbaiki."
(Az-Zuhd Imam Ahmad 1/301)
Saudaraku,
Sangatlah berbeda orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Orang berilmu tidak mudah dibodohi, ditipu dan dijadikan "boneka" oleh orang lain. Terlebih jika orang itu diberi amanah untuk menjadi pemimpin besar bagi kaumnya. Barangkali niatnya baik, tetapi karena tanpa ilmu maka _mudharat_ nya lebih banyak berkali-kali lipat dari _maslahat_ nya. Padahal syariat ini bertujuan untuk mewujudkan _maslahat_ serta menyempurnakannya dan menolak _mudharat_ serta menguranginya...
Saudaraku,
Mari kita perangi kejahilan, kebodohan dan pembodohan dengan sungguh-sungguh, perbanyak membaca, baik itu yang tertulis dalam kitabullah Al Qur'an maupun yang tidak tertulis berupa _ayat-ayat kauniyah_ (kejadian demi kejadian)...
Petunjuk ilmu itulah yang akan menuntun kita kepada keselamatan, sedangkan orang yang sibuk beramal tanpa ilmu keadaannya ibarat orang yang berjalan tanpa panduan, akan tersesat bahkan menyesatkan kaum yang dipimpinnya...
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa memerangi kejahilan dengan menuntut ilmu untuk meraih ridha-Nya.