Habib Thoha Bin Yahya Wali Mastur

HABIB THOHA BIN YAHYA WALI MASTUR PENUH KAROMAH                                                                        
                          

                          

Pertama kali mendengar nama beliau adalah saat ngaji rutinan ba'da Maghrib langsung bersama Kang Ayip (Almaghfurlah Alhabib Muhammad bin Syaikhani bin Abubakar Yahya) di Musholla PPJ, pondok pesantren Jagasatru.


Kang Ayip sering bercerita bahwa ketika beliau tinggal dipenjara "KODIM" Habib Thoha lah yang sering masuk ke kamar tahanan membawa makan-minuman enak, seperti empal gentong, sega lengko, sega jamblang, es degan, dll.


Habib Thoha memang terkenal dengan karomahnya, alias sakti mandraguna. Beliau bisa masuk langsung ke kamar tahanan Kang Ayip melewati lubang-lubang angin kecil (sebesar jari manusia dewasa) dekat plafon penjara.


Habib Thoha selalu mengajak Kang Ayip keluar dari tahanan itu lewat lubang yang biasa Habib Thoha pakai keluar masuk, tetapi Kang Ayip selalu menolaknya demi alasan strategis.


Sepuluh tahun terakhir, kalau pas lagi di Cirebon saya sering sowan ke rumahnya Habib Thoha di belakang pasar Arjawinangun. Pokoknya selain Selasa dan Sabtu 90% pasti bisa ketemu beliau.


Mungkin saking sepuhnya, Habib Thoha tidak suka bertele-tele. Kalau tamunya bicara panjang lebar, seringkali langsung beliau potong dengan pertanyaan: intinya apa? Keperluannya apa? Setelah itu beliau langsung baca doa, kemudian diam panjang. Kalau sudah begitu, tamu pasti izin pamit.


Menurut keluarga PPJ, amplop dari tamunya habib Thoha tidak pernah dipakai, semuanya dimasukkan dalam kotak untuk dibagi-bagikan ke Dhuafa dan seterusnya.


Keluarga Habib Thoha dikenal memiliki banyak karomah dan usianya panjang-panjang. Adik kandung beliau yang masih hidup adalah Habib Thohir (menantunya Kang Ayip) juga dikenal memiliki banyak karomah. Lihat saja, di setiap ada momen habaib Cirebon berkumpul, Habib Thohir paling banyak yang berebut diciumi tangannya. 


Rumah beliau juga tidak jauh dari rumahnya Habib Thoha. Persisnya ada dua rumah yang paling sering beliau singgahi, rumah dekat pintu Tol Palimanan dan satunya di Panuragan menyusuri banyak lahan sawah yang terhimpit dengan banyak perumahan.


Biasanya kalau saya silaturahim kesana tengah malam, dan tamunya banyak sekali kalau siang.


Terakhir bertemu dengan Habib Thohir pas haul Habib Syeikh PPJ beberapa hari yang lalu. Saya senang, karena beliau ingat saya dan selalu memanggil saya "IAIN Sunan Ampel". 


Semantara perjumpaan terakhir saya dengan Habib Thoha (Allah yarhamhu) adalah dua musim lebaran yang lalu. Ketika itu saya bawa serta istri dan anak-anak saya sambil silaturahim ke KH. Husein Muhammad (Kyai Gender, sahabatnya Gus Dur) yang rumahnya hanya berjarak 100-150 meter saja.


Kita memang telah kehilangan Habib Thoha yang penuh karomah, tetapi masih ada Habib Thohir sebagai Habib sepuh untuk jujugan, tempat Curhat, dan ngemis (sambung) do'a, dan terus akan ada lagi estafet karomahnya Habaib yang bisa kita akses barokahnya.


Konon wafatnya waliyullah itu seringkali bertepatan dengan hari wafatnya orang-orang yang dicintainya. Habib Thoha wafat pas di hari Selasa, sama dengan wafatnya Sunan Gunung Djati dan Kang Ayip yang juga Selasa. [SyarifThoyyib-IG]


gudang syair

Saya adalah orang biasa dimata yang tidak mengenaliku..webku http://www.disiniadahikmah.blogspot.com selalu berusaha untuk sedikit bicara banyak menulis خير الكلام ما قل ودل

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama